Reading - Sharing - Inspiring

Peribahasa T

Inilah peribahasa Indonesia yang diawali dengan huruf T:

1492. Tahan jerat sorong kepala.
Siapapun yang berniat menghancurkan orang lain, ia pasti akan hancur juga.  

1493. Tahu makan, tahu simpan.
Dapat menyimpan rahasia dengan baik.    

1494. Tajam pisau karena diasah.
Orang jadi pandai karena rajin belajar.

1495. Tak ada bukit yang tak dapat didaki, tak ada lurah yang tak dapat dituruni.
Tidak ada pekerjaan yang susah asal ada kemauan dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

1496. Tak ada gading yang tak retak.
Segala sesuatu tidak ada yang sempurna, pasti ada cacatnya.   

1497. Tak ada gunung yang tak dapat didaki, tak ada lurah yang tak dapat dituruni.
Asal ada kemauan, bekerja keras dan tekun berusaha, tak ada pekerjaan yang tidak berhasil.        

1498. Tak ada guruh bagi orang peka, tak ada kilat bagi orang buta.
Orang yang bodoh tak akan paham dengan sindiran.      

1499. Tak ada kubangan yang tidak berkodok.
Setiap orang pasti ada cacat dan kekurangannya.

1500. Tak ada laut yang tak berombak.
Tidak ada usaha besar yang tak beresiko. 

1501. Tak ada pendekar yang tak bulus, tak ada juara yang tak kalah.
Jangan menyombongkan kepandaian yang kita miliki, karena masih banyak orang lain yang lebih pandai.    

1502. Tak ada rotan akar pun jadi.
Kalau tak ada barang yang baik barang yang kurang baikpun berguna juga.    

1503. Tak empang peluru oleh ilalang.
Kehendak orang yang kuat dan berkuasa tidak akan terhalangi oleh orang yang lemah.

1504. Tak ada tanaman yang menolak hujan.
Jika ada kesempatan yang baik, pergunakanlah sebaik-baiknya.

1505. Tak air hujan ditampung.
Jika kita mengharapkan sesuatu pasti akan mengeluarkan uang sebagai upahnya.     

1506. Tak air talang dipancung.
Dalam arti positif, segala daya upaya akan dilakukan asal maksud tercapai.    

1507. Tak akan harimau memakan anaknya sendiri.
Tidak ada orang tua yang hendak mencelakakan anaknya.        

1508. Tak beban batu digilas.
Masih menjadi tanggung jawab orang tua.

1509. Tak benang batu digelas.
Orang yang hidupnya kesusahan, apa yang ada pasti akan dipakai.      

1510. Tak berbau telunjuk saya.
Tidak percaya pada perkataan seseorang. 

1511. Tak berkain sehelai benang.
Orang yang hidupnya serba kekurangan.

1512. Tak bernasi dibalik kerak.
Orang yang sombong selalu menganggap dirinya paling pandai, sedangkan orang lain dianggapnya bodoh.  

1513. Tak berpucuk di atas enau.
Memandang rendah orang lain.      

1514. Tak dapat tanduk, telinga dipulas.
Tak dapat membalas dendam kepada seseorang, maka dibalaskan kepada keluarganya.

1515. Tak emas bungkal diasah, tak kayu jenjang dikeping.
Apapun akan dilakukan asal cita-cita atau keinginanya bisa tercapai.     

1516. Tak kan lari gunung dikejar, hilang kabut tampaklah dia.
Mengerjakan sesuatu janganlah tergesa-gesa, asal hasilnya baik dan memuaskan.    

1517. Tak lalu dandang di air, di gurun dirangkaknya juga.
Segala daya upaya akan dilakukan untuk mencapai keinginan atau cita-cita.    

1518. Tak lapuk karena hujan, tak lekang karena panas.
Perihal sesuatu yang abadi, tidak pernah berubah.

1519. Tak memandang bulu, tak memandang rupa.
Orang yang adil.      

1520. Tak tahu akan alif sebesar tonggak.
Perihal orang yang bodoh dan buta huruf. 

1521. Tak terlawan buaya menyelam air.
Orang kecil yang melawan orang yang besar, tidak akan bisa menang. 

1522. Tak tersudu oleh itik.
Perkataan yang tidak layak didengar sebab terlampau kasar dan ceroboh.      

1523. Tak usah bimbang, gula dalam mulut, bila hendak telan.
Pekerjaan yang sangat mudah; sesuatu yang sudah dikuasai.    

1524. Tak usah itik diajar berenang.
Tidak ada gunanya kita mengajari orang yang sudah pandai/tahu.

1525. Takkan bungkuk sebab menyuruk.
Tak perlu memandang hina pekerjaan rendah bila tujuannya baik.

1526. Takkan dua kali orang tua kehilangan tongkat.
Orang yang pintar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. 

1527. Teman yang baik memperpendek jalan terpanjang.
Teman sejati akan selalu menolong setiap kesulitan yang di hadapi.

1528. Takkan kekal bunga dikarang.
Tidak ada kemewahan dan kemuliaan yang abadi.

1529. Tanam lalang takkan tumbuh padi.
Perbuatan yang jahat tidak mungkin akan menjadi baik. 

1530. Takkan pisang berbuah dua kali.
Betapapun bodohnya seseorang, ia tidak dapat diperdayai atau ditipu untuk kedua kalinya.   

1531. Takkan rintang kerbau oleh tanduknya.
Orang bijaksana itu tak kan terganggu oleh pekerjaannya yang banyak.         

1532. Takut akan bayang-bayangnya sendiri.
Selalu merasa ketakutan karena ulah dan perbuatan sendiri.     

1533. Takut akan kutu dibuang kain.
Membuang yang besar hanya karena takut bahaya yang kecil.  

1534. Takut akan mayat, terpeluk bangkai.
Mendapat musibah baru setelah menghindari sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakuti.   

1535. Takut titik, lalu tumpah.
Karena tidak mau rugi sedikitpun, akhirnya malah rugi lebih banyak.    

1536. Tali lilin tiga itu tak suang-suang putus.
Orang yang bersatu dalam melakukan suatu pekerjaan, selalu berhasil dalam usahanya.

1536. Tamak hilang malu, loba dapat kebinasaan.
Orang yang berbuat jahat karena penghasilannya sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

1537. Tambah air tambah sagu.
Jika pekerjaannya bertambah, maka akan bertambah pula penghasilannya.    

1538. Tampak benar lurah tak berbatu, ijuk tak bersagar.
Karena keadaannya yang susah, maka orang berbuat semaunya saja. 

1539. Tampak ijuk tak bersaga, lurah tak berbatu.
Seseorang yang tidak disegani dan dapat diperlakukan semena-mena, karena tidak ada famili yang akan melindunginya.        

1540. Tanam ilalang tak akan tumbuh padi.
Perbuatan yang jahat tidak akan berbuah kebaikan.       

1541. Tangan kanan jangan percaya akan tangan kiri.
Jangan terlalu percaya kepada sahabat, karena sahabat juga bisa mencelakakan kita apabila terjadi perselisihan.  

1542. Tangan mengencang, bahu memikul.
Siapa yang bersalah, dialah yang harus menerima hukumannya.

1543. Tangguk rapat beruntung bolos.
Perihal seorang suami yang pandai mencari uang, tetapi isterinya pemboros.   

1544. Tanggung seperti kulit kambing, untuk rebana berlebih, untuk tabuh tak sampai.
Pengetahuan yang serba tanggung.

1545. Tarik daun ambil buah.
Suatu perundingan yang dilakukan dengan ringkas dan tepat.    

1546. Tebal kulit muka.
Tidak punya rasa malu dan tidak berperasaan sama sekali.       

1547. Tegak meninjau jarah, duduk meraut ranjau.
Orang yang rajin tidak suka berdiam diri, pasti ada saja yang dikerjakan.       

1548. Tegang berjela-jela, kendur berdenting-denting.
Perihal orang yang bijaksana, apabila memberi perintah selalu melihat keadaan, waktu dan tempat. Tidak semena-mena.        

1549. Telaga mencari rimba.
Seorang gadis yang datang melamar laki-laki.     

1550. Telah berasap hidungnya.
Telah lama menderita kerugian, akhirnya mendapatkan keuntungan.    

1551. Telah berbau bagai embacang.
Masalah yang susah mulai menjadi mudah.

1552. Telah ke tengah makan api.
Perihal perkara atau urusan yang sudah membesar dan sukar dihentikan.       

1553. Telah mendapat gading bertuah, terbuang tanduk kerbau mati.
Karena telah mendapatkan yang lebih baik, yang lama dilupakan walaupun telah berbuat jasa.        

1554. Telah terasa asam garamnya.
Telah merasakan pahitnya kehidupan.      

1555. Telinga bagai telinga rawah.
Tidak mendengar nasihat.   

1556. Telinga rabit, pasang subang di kaki.
Menghormati seseorang yang tidak pantas dihormati.     

1557. Telinga yang lembut itu kerap dipulas.
Orang yang penurut selalu dipermainkan orang yang berkuasa. 

1558. Telungkup sama termakan tanah, terlentang sama terminum air.
Semufakat, susah senang sama ditanggung.

1559. Telunjuk juga mencocok mata.
Orang yang diberi kepercayaan malah merusak kepercayaan yang diberikan.

1560. Telunjuk lurus kelingking berkait.
Tidak ikhlas, mempunyai maksud tertentu di balik kebaikannya.

1561. Tempat berpijak sudah terbang, tempat bergantung sudah putus.
Telah kehilangan akal, karena orang yang biasa menolong sudah tidak ada lagi.         

1562. Tempat makan jangan diberaki.
Jangan menjelek-jelekkan orang yang telah berbuat baik kepada kita.  

1563. Tenung-tenung Pak Belalang.
Diterka-terka dan pura-pura tidak tahu, padahal ia sudah tahu benar dimana benda itu berada.       

1564. Tepuk berbalas, alang berjawat.
Setiap perbuatan selalu ada balasannya.   

1565. Tepuk dada, tanya selera.
Bila telah terdesak, pilih salah satu: melawan atau lari.   

1566. Terambil muka beruk.
Maksud hendak memperoleh pujian, tetapi celaan yang didapat.

1567. Terapung sama hanyut, terendam sama basah.
Seia sekata, baik dan buruk sama-sama ditanggung.      

1568. Terapung tak hanyut, terendam tak basah.
Suatu masalah yang belum ada titik temunya.     

1569. Terbakar kampung kelihatan asap, terbakar hati siapa tahu.
Tidak ada yang bisa mengetahui isi hati seseorang.        

1570. Terbeli kerbau bertuntun.
Tertipu atau terkecoh karena tidak dilihat atau diteliti terlebih dahulu.   

1571. Terbujur lalu terbelintang patah.
Siapa menentang akan binasa dan siapa yang menurut akan selamat.  

1572. Terbulang di ayam betina.
Menyuruh orang yang dikira pemberani, ternyata sangat penakut.       

1573. Terdorong jejak menurun, tertukik jejak mendaki.
Suatu masalah yang sudah jelas; cukup dengan tanda buktinya.

1574. Terdorong kata minta dipulangkan, terdorong langkah minta dikembalikan.
Apabila ada yang salah, mohon dimaafkan.         

1575. Terentak ruas ke buku.
Kehilangan akal       

1576. Terikat kaki tangan.
Tidak bisa berbuat apa-apa karena di bawah kekuasaan orang lain.

1577. Terkatung-katung macam biduk patah kemudi.
Seseorang yang hidup di perantauan dan tidak ada seorangpun yang menolong.        

1578. Terkena pada ikan, bersorak, terkena pada batang, masam.
Bersahabat jika sedang mendapatkan untung saja.        

1579. Terlalu tinggi jatuh, terlalu panjang patah.
Seseorang yang meninggikan dirinya sesekali akan jatuh juga.  

1580. Terlampau cepat jadi lambat.
Pekerjaan apapun jika diselesaikan dengan tergesa-gesa pasti akhirnya akan jadi lambat.    

1581. Terlampau kadang mentah.
Orang yang terlalu melebih-lebihkan dirinya, akhirnya kurang baik.      

1582. Terlampau lurus kurus, terlampau cerdik terdekik.
Pandai-pandailah kita membawa diri agar badan tidak mendapatkan kesusahan.        

1583. Terlampau panggang jadi angus.
Perihal orang yang terlalu meninggikan diri sendiri, akhirnya mendapat kesulitan atas kelakuannya sendiri.  

1584. Terlihat ikan dalam air, telah tentu jantan betinanya.
Sudah mengetahui terlebih dahulu apa yang akan terjadi.

1585. Terlongsong perahu  dapat terbalik, terlongsong cakap tak dapat dibalik.
Berhati-hati dalam setiap perkataan, karena sesuatu yang pernah diucapkan tidak dapat ditarik kembali.    

1586. Terpijak arang hitam tampak.
Orang yang berbuat jahat pasti akan menerima hukuman.        

1587. Terpijak di kapur putih tapak, terpijak di arang hitam tapak.
Orang yang sudah jelas berbuat salah pantas dihukum.  

1588. Tersembunyi dibalik kata.
Punya maksud lain dari perkataannya.      

1589. Tersesak padang ke rimba, tak dapat bergilir lagi.
Kehabisan akal untuk melakukan sesuatu sehingga tidak dapat melakukan apa-apa.   

1590. Tersinggung lebih dari kena.
Belum kena apa-apa sudah marah.

1591. Tertangguk di ikan sama dikeruntungkan, tertangguk di sampah sama dikirapkan.
Seia sekata, baik buruk sama-sama ditanggung.  

1592. Tertumbuk biduk dikelokkan, tertumbuk kata dipikiri.
Jika salah dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sebaiknya cari jalan lain agar hasilnya bisa baik.

1593. Tertumpang di biduk tiris.
Terlanjur melakukan pekerjaan yang merugikan. 

1594. Tertungging bagai kodok dalam lubang.
Seseorang yang sangat miskin dan hidup menderita.      

1595. Tiada beban dicari beban, pergi ke pulau batu digalas.
Mencari kesulitan yang seharusnya tidak terjadi. 

1596. Tidak ada gunanya mencambuk kuda mati.
Adalah sia-sia dan buang-buang waktu apabila kita bertengkar mengenai hal yang sudah terjadi.     

1597. Tiada berpisah antah dan beras.
Tiada tahu lawan atau kawan.       

1598. Tiada biduk karam sebelah.
Jika seseorang mendapat kesusahan, keluarganya pun turut pula menderita.   

1599. Tiada disangka akan mengaram, ombak yang kecil diabaikan.
Karena kelalaian masalah kecil bisa menjadi masalah besar.      

1600. Tiada raja yang menolak sembah.
Tak ada orang yang tidak suka dihormati. 

1601. Tiada tahu antah berkunyah.
Tidak merasa kalau perkataannya tidak patut untuk diucapkan. 

1602. Tiada terkayuhkan lagi biduk di hilir.
Usaha yang tidak dapat dilanjutkan lagi karena tidak ada modal.

1603. Tiap-tiap celaka ada gunanya.
Setiap masalah pasti ada hikmahnya yang bisa dipetik..  

1604. Tiba di perut dikempiskan, tiba di mata dipicingkan, tiba di dada dibusungkan.
Perlakuan yang tidak adil terhadap dua orang yang sama-sama melakukan kesalahan.

1605. Tiba di mata dipejamkan, tiba di perut dikempiskan.
Berlaku tidak adil, orang yang kesalahannya besar tidak dihukum, sementara orang yang kesalahanya kecil dihukum berat.        

1606. Tidak ada kusut yang tak selesai, tak ada keruh yang tak jernih.
Tidak ada perselisihan yang tak dapat didamaikan asal kedua belah pihak sama-sama bermaksud baik.      

1607. Tidak membesarkan air.
Tak ada yang bisa diharapkan atau tidak berguna.

1608. Tidak berisi lagi sudah ditinggal koyaknya saja.
Tidak dipakai lagi karena sudah tidak berguna.

1609. Tidak berpucuk di atas enau.
Memandang rendah orang lain.      

1610. Tidak dirasuk menjeriau.
Perihal melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya.  

1611. Tidak disangka akan karam, ombak yang kecil diabaikan.
Tidak menghiraukan bencana kecil sehingga mendapat musibah yang lebih besar.      

1612. Tidak kekal bunga di karang.
Kesenangan, kemuliaan dan kekayaan tidak akan abadi dan bersifat sementara.       

1613. Tidak laku di akad.
Barang yang tidak ada harganya lagi.       

1614. Tidak lekang oleh panas, tidak lapuk oleh hujan.
Tidak ada yang berubah, sama seperti semula.    

1615. Tidak membesarkan air.
Tidak ada yang bisa diharapkan.    

1616. Tidak sakit minum obat.
Hal yang sudah lebih baik diperbaiki lagi, akhirnya jadi menyusahkan diri sendiri.       

1617. Tidak tanahnya akan menjadi padi.
Meninggikan martabat seseorang yang jahat adalah sia-sia.      

1618. Tidur tak lelap, makan tak kenyang.
Seseorang yang bersusah hati karena memikirkan sesuatu.      

1619. Timbangan berat sebelah.
Seseorang yang tidak pernah adil dalam memberikan keputusan.        

1620. Timur beralih ke barat.
Bertolak belakang dari kebiasaannya.       

1621. Tinggal kulit pembalut tulang.
Perihal seseorang yang kurus kering karena berbagai masalah yang menimpanya.     

1622. Tinggal tulang dengan kulit.
Orang yang sangat kurus.   

1623. Tinggi diajung, besar dipupuk.
Menganggap dirinya sangat mulia, padahal hina.  

1624. Tinggi diseluduki, rendah dilangkahi.
Mengupayakan sesuatu dengan segenap kemampuan.    

1625. Tinggi duduk dari rendah.
Sesuatu yang tidak layak.   

1626. Tinggi kayu ara dilompati, rendah bilang-bilang disuruki.
Dalam melakukan sesuatu hendaklah dengan sewajarnya.

1627. Tinggi laga, rendah gelepur.
Banyak bicara tapi tidak ada kenyataannya.        

1628. Tinggi lawak-lawak.
Orang yang sangat sombong dan hanya mau bergaul dengan orang yang besar saja. 

1629. Tinggi tampak jauh, besar jolong bersua.
Menjadi tempat bertanya atau bermufakat.        

1630. Tipis bibirnya.
Pandai sekali berbicara.     

1631. Titian bisa lapuk, janji bisa mungkir.
Jangan terlalu percaya pada janji, karena janji tidak selalu ditepati.     

1632. Tong kosong nyaring bunyinya.
Orang yang banyak bicara biasanya bodoh.         

1633. Tongkat membawa rebah.
Mendapat kesusahan karena perbuatan teman sendiri.   

1634. Tuah anjing, celaka kuda.
Hal yang membahagiakan terkadang menyusahkan orang lain.  

1635. Tuah ayam boleh dilihat, tuah manusia siapa tahu.
Tidak ada seorang pun yang dapat menentukan nasibnya.        

1636. Tuah gunung.
Perihal paras seorang perempuan yang hanya cantik jika dilihat dari jauh saja.

1637. Tuah sebesar bukit, celaka menimpa badan.
Seseorang yang dalam kesulitan besar.    

1638. Tua-tua keladi, makin tua makin jadi.
Orang tua yang berperilaku seperti anak muda.   

1639. Tuhan bersifat kadim, manusia bersifat gawa.
Segala sesuatu Tuhanlah yang menentukan, sedangkan manusia tidak luput dari sifat khilaf dan salah.       

1640. Tukang tidak membuang kayu.
Orang yang bijaksana, pasti dapat menghargai segala sesuatu yang tampaknya tidak berguna karena suatu saat akan memerlukannya juga.    

1641. Tulisan bagai cakar ayam.
Perihal tulisan seseorang yang sangat buruk, sulit dibaca.

1642. Tunggang hilang berani mati, esa hilang, dua terbilang.
Tidak pernah gentar dalam menghadapi rintangan demi kepentingan orang banyak.   

1643. Tungkunya tak berasap.
Orang miskin yang tak sanggup menanak nasi.

1644. Turun ijuk turun beliung.
Suatu pekerjaan yang tidak bisa ditangguhkan/ditinggalkan.

Lanjutkan ke U
Kembali ke S

Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar :